LINTAS PEWARTA - Matius 5:13-16, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Baca Juga: 278 Anggota BPD dari 50 Desa di Manggarai Timur Resmi Dilantik, Bupati Tegaskan 5 Hal Ini!
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga".
Di Galilea sekitar masa Yesus, ada industri perikanan yang berkembang pesat. Petrus, Yakobus dan Yohanes adalah bagian dari itu, dan mereka adalah nelayan besar.
Ikan dari Galilea pergi ke seluruh kekaisaran yang dikenal saat itu, dan ke Roma di sepanjang jalur perdagangan, yang melewati Galilea. Ikan-ikan itu tetap segar, sebanyak makanan, karena kita menjaga makanan tetap segar selama bertahun-tahun sebelum freezer - dengan mengasinkannya.
Baca Juga: Gelar Rehab RTLH bagi Warga Kurang Mampu, Dandim 1613/Sumba Barat: Di Buat Permanen!
Sabda Allah tetap segar dalam diri kita melalui doa; jika tidak, kehidupan Kristiani kita akan menjadi lemah dan hambar.
Makanan besar Yesus adalah Ekaristi. Roti hidupnya bisa basi kecuali kita 'menggaraminya'. Kita menggarami Ekaristi dengan hidup kita. Kita menjaga agar Misa tetap hidup dengan cara kita hidup. Ekaristi dipercayakan kepada kita. Allah memberi kita Putra-Nya, makanan-Nya, dan menyerahkan kepada kita bagaimana kita hidup darinya.
Yesus mengundang kita untuk menjadi 'garam dunia', menjadi orang yang hidupnya berpusat pada membantu orang lain dan membuat tempat di sekitar kita menjadi tempat kebaikan, kasih sayang, harapan, kesenangan dan kehidupan.
Baca Juga: Lumbung Pangan Desa Tebara Diresmikan, Bupati Sumba Barat Minta Ubah Pola Pikir?
Kita tidak mengatakan 'Kamu adalah garam dunia', jika seseorang baru saja menerima komuni. Kita adalah garam dunia jika kita menjalankan persekutuan kita. Roti Yesus diasinkan dengan kebaikan pria dan wanita, tua dan muda, di mana saja.
Garam adalah simbol kehidupan Kristiani yang tepat dari berbagai sudut hidup kita; teks ini mengajak kita untuk fokus pada salah satunya. Garam memberi rasa.
Artikel Terkait
Bangsa yang Tersalib
Sabda-Sabda Pemberontakan
Kabar Buruk Bumi Pailit
Puisi tentang Mama, Haru, Sedih dan Bangga
Kementerian ATR/BPN Gelar Gemapatas Serentak Seluruh Indonesia, Bupati Sumba Barat juga Hadir