LINTAS PEWARTA - Puisi ini merupakan tulisan tangan Aleks Giyai.
"Kabarkan padaku tentang semesta jati dirimu
agar kata-kata ini tak melulu tentang ketamakan
disaat wujud warna identitas luntur dan mengikis
diantara laju waktu yang megalamoniak tunduk
hanya tinggalkan puing-puing berserakan dipersada
Ceritakan padaku tentang derita panjangmu
biar tawa ini terhenyak kaku dan malu sendiri
ketika setiap airmata-airmata dibumi pailit
hilir ke hulu tiada terbendungi dalam hidup
dan terus menetes rinai dari langit bangsamu
Baca Juga: Jelang Official Draw FIFA World Cup 2023, Wayan Koster Tinjau Kesiapan Lokasi
Beritahu aku mengenai lukamu
supaya suka cita ini tak terlanjur menipu
pada perih memar yang tak kunjung terbalut
saban hidup merintih disayati tirani benggal
melafas jiwa-jiwa terkunkung dalam nestapa
Bisikkan di telingaku tentang sunyimu
agar hingar bingar ini tak larut tanpa daya
supaya kau tangguh pacuh mencari kehidupan
walau tiap ruang dihenkang sang predator
menghekang tapak jejak dalam buntutan serdadu
Sampaikan padaku tentang kehilanganmu
biar aku sudahi ketangguhanku yang pura-pura
terlena dibalik musnah insan yang tak terkira
disaat satu persatu pergi tinggalkan tuk dikenang
ratapannya terborgol direlung hati yang terkulai
Baca Juga: Hari Raya Tahun Baru Imlek 2023, Kapolri Ucap Selamat dan Sampaikan Hal Ini
Suratkan untukku selembar puisimu
agar tak ku tinggal tidur diberanda penjajah
membaca kabar buruk tentang diri dan bangsamu
ditiap bait syairnya penuh luka peluh darah
dengan tinta buram kelabu yang meringkih hati
Lalu bila waktunya masih bersekutu
datanglah dengan semangat enam satu dulu
agar amarahku dan bencimu bersatu padu
iklarkan jiwaku dan hatimu dengan seia sekata
lalu seutuh kita mengusir kaum bejat keparat".***
By: Aleks Giyai
Artikel Terkait
Diam yang Terluka
Surat Mama dari Kampung
Shio Kelinci di Tahun Kelinci 2023, Ramalan: Banyak Hati-Hatinya!
Bangsa yang Tersalib
Bagaimana Shio Macan di Tahun Kelinci, 2023? Lihatlah, Sang Pemiliki Shio Pasti Terkejut!
Sabda-Sabda Pemberontakan