LINTAS PEWARTA - 01 Januari 2023 yang menandai awal Tahun Baru telah berlalu, hiruk pikuk tuntutan Reshuffle Kabinet yang semula terdengar keras mulai sayup-sayup meredah.
Apakah ini pertanda orang-orang terdekat Presiden Jokowi sudah mengetahui, bahwa sebenarnya Pak Jokowi sudah tak berhasrat lagi untuk mereshuffle kabinetnya? Saya pikir tidak.
Presiden Jokowi bukanlah presiden yang kalau mau bersikap hanya berdasarkan suasana batinnya sendiri, melainkan semata karena kebutuhan yang mendesak dan yang diketahuinya dari kehendak mayoritas rakyat.
Baca Juga: Birokrasi Terkooptasi Politik? Membebaskan Birokrasi dari Politisi
Masalah pertanian misalnya, beberapa hari sebelumnya saya mencoba menghubungi beberapa menteri terdekat Presiden Jokowi, dan mengemukakan tentang problem para petani di daerah yang selalu tidak beruntung dan menjadi korban kebijakan pemerintah, dalam hal ini Menteri Pertanian.
Bagaimana bisa tiap musim panen para petani padi panennya berlimpah, namun harganya bisa murah karena permainan tengkulak. Namun anehnya beras di pasaran justru harganya tinggi. Bulog tidak mau menerima hasil panen padi dari petani jika stoknya terbatas, padahal tidak semua petani sawahnya berhektar-hektar, hingga padinya bisa beratus-ratus atau beribu-ribu ton.
Harga pupuk dan obat hama padi selain mahal juga sering langka, sulit didapat petani. Ada Kartu Tani untuk beli pupuk subsidi, pengaturannya juga sering kacau. Orang yang sudah mati kartunya masih bisa digunakan tuan tanah yang sawahnya berhektar-hektar, sedangkan petani yang sawahnya sedikit malah tidak mendapatkannya.
Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Jemaat, Gubernur VBL Ajak Kembangkan Kelor
Akibatnya petani kecil tidak mendapatkan keadilan, ongkos produksi sawah membengkak, sedangkan harga jual padi ketika panen tiba harganya anjlok.
Ini fakta, riil yang terjadi di lapangan. Karena istri saya sendiri mulai dua tahun ini juga bertani di Subang, dan saya meski tidak mencangkul, tidak menanam tapi selalu mengikuti perkembangan kehidupan para petani, jika saya ada waktu senggang diluar aktivitas profesi advokat dan kegiatan politik saya di Bandung dan Jakarta.
Presiden Jokowi tak seberapa lama pun tiba di Subang, dan banyak bertanya pada warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan pedagang. Di Kabupaten Subang ini, sangatlah pasti Presiden Jokowi mendengar langsung suara para petani dan pedagang. Dan apa yang saya sampaikan pada beliau melalui beberapa menterinya pastilah sesuai kenyataan di lapangan.
Baca Juga: Cegah Stunting, Julie Laiskodat: Pohon Ajaib dan Ikan!
Namun, bukannya Menteri Pertanian yang selama ini tentunya sangat tau kondisi riil petani di lapangan membantu para petani untuk terhindar dari kerugian di masa-masa panen padi ke depan, tetapi malah gila-gilaan mau membantai petani melalui impor beras!
Menurut data yang saya baca dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras sebanyak 301, 7 ribu ton pada periode Januari hingga Oktober 2022, yang nilainya mencapai US $ 137,42 juta.
Artikel Terkait
Diadukan Warga Atas Dugaan Tilap Gaji, Kades Kadoki Horo: Saya Sudah Pake Untuk...
Keren! Dinkes P2KB Borong 10 Reward Selama Tahun 2022, Kadis: Memberikan Vibrasi Positif Semangat Berkemajuan
Karate Kasal Cup 2023 Dibuka, Laksamana TNI Muhammad Ali Sampaikan Harapannya Demi Bangsa Indonesia
MPH: Kemenangan Bikin Rindu Kegagalan
Jelang HUT yang Ke-35, KSP Kopdit Swasti Sari Ditantang Gubernur VBL Untuk Ini!
Terkait Pemilu Tahun 2024, Julie Laiskodat: Saya Bukan Mau Kuda Bertanding, Saya Mau Kuda Menang!