Presiden Soeharto misalnya, secara rutin selalu datang ke sejumlah tempat yang dianggap wingit ini dan mampu memberi inspirasi maupun petunjuk untuk memilih suatu keputusan yang penting bagi orang banyak.
Baca Juga: MoU Bersama Kominfo, Rektor UNMUHA: Kampus Bisa Berperan Aktif Mencerdaskan Masyarakat!
Prinsip utama dalam kepercayaan Kejawen bahwa kepercayaan Kejawen itu sebagai suatu kebenaran yang tidak perlu diperdebatkan.
Sehingga, masing-masing orang dengan keyakinan yang dipercayai dapat dipahami mempunyai kebenaran sendiri, tanpa perlu mengusik keyakinan orang lain.
Karena itu, kebenaran yang sejati dapat dipahami para penganut paham Kejawen adalah milik Allah SWT.
Rangkaian ziarah spiritual kenegaraan yang dilakukan GMRI bersama sahabat dan kerabat Posko Negarawan terus berlanjut dengan safari kepada sejumlah tokoh.
Pada hari Selasa, 21 Februari 2023, bercengkrama santai dengan Prof. Dr. Indira Santi Kartabudi M. Si, Ph.D., staf ahli madya kebijakan publik, Lemhannas RI, di Warung Kopi Ko Acung, Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Hingga siangnya, silaturrahmi berlanjut kepada Marsekal Selamet Subiyanto di kediamannya, Cibubur.
Semua rangkaian acara ini merupakan bagian persiapan untuk acara agung pada 11 Maret 2023 bersama 45 tokoh negararan Indonesia lainnya dalam hasrat menyampaikan pesan kenegarawan.
Baca Juga: Tes Jasmani Berkala Brimob Kalbar, Dansatbrimob: Untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh Personel!
Marsekal Selamet Subiyanto bepesan, orang yang beriman baik itu akan melahirkan keparipurnaan. Mereka yang minus imannya pasti munafik. Dan mereka yang abai pada agama akan menjadi kafir atau etheis.
Perjuangan para tokoh agama dalam upaya menuju kemerdekaan bangsa Indonesia, kata mantan KSAL ini, setidaknya bisa ditelisik sejak 1602, kemudian pada 1908 hingga 1928 yang ditandai dengan Sumpah Pemuda.
Demikian juga dengan keberadaan Sultan dan para Raja yang ada sampai saat Proklamasi bangsa Indonesia (bukan proklamasi negara) pada 17 Agustus 1945.
Baca Juga: Andrianto Andri: Anies Baswedan Melenggang ke Pilpres 2024?
Itulah lima potensi bangsa Indonesia yang layak dan patut menjadi wakil rakyat di MPR RI, tandas sang Marsekal, yaitu tokoh agama, ilmuan, para Raja dan Sultan (yang memiliki wilayah), dan TNI serta kaum nasionalis, tandas pensiunan Kepala Staf Angkatan Laut, Marsekal Selamet Subianto. Karena bangsawan, pasti negarawan, tetapi negarawan belum tentu bangsawan.
Artikel Terkait
MPH: Kaum Muda Dan Moralitas Politik Bangsa
MPH: Kemenangan Bikin Rindu Kegagalan
MPH: Bonus Demografi Generasi Muda, Mata Tombak, Masa Mendatang Bagi Sumba Barat
Jacob Ereste: Intelektualitas Yang Liar Hanya Bisa Dijinakkan oleh Spiritualitas sebagai Kesadaran Illahiyah?
Keren! Pertegas Fungsi PERS, Jacob Ereste: Membangun Media Berbasis Internet dapat Dilakukan dengan...