Puisi Rindu Bikin Hati Tersayat, Aleks Giyai: Teruntuk Nun di Sana

- Rabu, 22 Februari 2023 | 23:59 WIB
Aleks Giyai: Teruntuk Nun di Sana (ThePixelman/Pixabay/Lintas Pewarta)
Aleks Giyai: Teruntuk Nun di Sana (ThePixelman/Pixabay/Lintas Pewarta)

LINTAS PEWARTA - Rindu itu perasaan yang harus diungkapkan. kalau tidak, ini akan membuat hati menjadi tak nyaman.

Saat jauh dari orang yang dicintai, pasti akan menimbulkan rasa rindu yang begitu dalam, dan menyebabkan risau yang begitu kuat.

Salah satu cara untuk melepas rindu dengan pasangan kita, tentu saja yaitu dengan bertemu.

Baca Juga: Wow! GMRI dan Posko Negarawan Ingin Menghadirkan Perawat Bangsa dan Negara Agar Tak Menjadi Puing Sejarah?

Tapi, bagaimana dengan jarak yang begitu jauh? Mungkin puisi karya Aleks Giyai ini bisa membantu mu.

Teruntuk Nun di Sana

Angin selalu membawa kabar rindu, lewat kibasan daun-daun yang terserak melincir, gemericiknya seperti suaramu yang merayu dan mengoda.

Namun pada ujungnya, seorang diri rebah di pangkuan alam, di bawah langit cerah yang mencurahkan butir-butir kayangan semu di kening matahari yang hampir tenggelam di atas rerantingan pohon. Hanyalah tinggal suntuk menatap retak-retak khalbu dan runduk menghitung keeping-keping rindu.

Baca Juga: Jacob Ereste: Intelektualitas Yang Liar Hanya Bisa Dijinakkan oleh Spiritualitas sebagai Kesadaran Illahiyah?

Aku selalu melihatmu,  berjalan di atas awan khalbu, menujuku, dan singgah di sebelah bukit hati, mengorek rinduku. Sementara rindu-rindumu usang, entah cadas atau pergi mencari kisah di ujung langit lainnya.

Mungkin aku salah memutuskan pilihan, meninggalkan tanpa menelusuri peta khalbumu yang menunjukan dengan seberkas cahaya cintamu padaku, entahlah! Namun, perjalanan waktu yang tak pernah menunggu, tetapi akan sampai pada waktunya padamu.

Seakan riak kakimu hentak mendekat, bau amis akar pohon dan penantian panjang yang hampir sesak melekat di dadaku yang pahit dengan kerinduan.

Baca Juga: Pengembangan Ekowisata di Sumba Barat, MPH: Masyarakat Punya Potensi? Simak!

Rona wajahmu dengan polesan senyum sinismu seperti sinar mentari yang tak pernah mengunjungi tanah, tinggal basah, atau buyar kala aku ingin merasakan hadirmu lewat hembusan sepoi, padahal sudah hampir dalam pelukan abadi, tapi hanya kebisingan merajai di sebelah jantung yang detak tiada henti dalam rindu.

Halaman:

Editor: Yohanis Analdi Sogara

Sumber: Aleks Giyai

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Mengenal Pak Moeldoko dari Dekat

Kamis, 11 Mei 2023 | 16:53 WIB
X