SMKN 2 Belu Siapkan Lulusan Petani Modern? Simak Pernyataan Para Siswa-Siswi

- Selasa, 17 Januari 2023 | 21:53 WIB
Laboratorium ATPH atau Smart Green House (facebook.com @Prokopim Kabupaten Belu/Lintas Pewarta)
Laboratorium ATPH atau Smart Green House (facebook.com @Prokopim Kabupaten Belu/Lintas Pewarta)

 

LINTAS PEWARTA - Adanya Laboratorium Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) di SMKN 2 Belu, membawa dampak besar pada kemampuan siswa/i.

Kehadiran Laboratorium ATPH yang disebut Smart Green House ini, membuat para siswa menjadi lebih menguasai teknologi-teknologi pertanian modern.

Terutama, pada model pertanian hidroponik yang kini sedang berkembang cukup pesat.

Baca Juga: Ketum PDIP Sampaikan Kembali Pesan Sang Proklamator saat Tinjau Pembangunan KEK Sanur di Bali

Dalam kunjungan Bupati dan Wakil Bupati Belu ke SMKN 2 Belu, pihak sekolah turut memperkenalkan Program Unggulan itu, yakni Smart Green House.

Pada kesempatan itu, dua orang siswi Kelas XI SMKN 2 Belu, Berlian Berek dan Desy Moruk menjelaskan, bahwa lahan seluas 4,2 are yang dikelola pihak sekolah ada 42 bedeng dan tanaman yang dikembangkan sebanyak 5.292 pohon tomat.

"Pembibitan dilakukan pada tanggal, 10 Oktober 2022 dan penanaman baru dilakukan pada tanggal 26-28 Oktober 2022. Setelah penanaman dilakukan perawatan dengan pupuk NPK Mutiara dan CNG," kata Berlian Berek.

Baca Juga: Resmikan Laboratorium Wine dan Jahe Kemasan di Silawan, Bupati Taolin Agustinus: Minuman Sehat

Dia juga menyampaikan bahwa saat ini pihak sekolah mengundang guru tamu untuk membantu membuat pupuk NPK Organik  dalam skala kecil.

"Panen pertama pada tanggal 27 Desember 2022 menghasilkan 9 keranjang. Panen kedua pada tanggal 2 Januari 2023 dengan hasil 34 keranjang dan Panen ketiga tanggal 5 Januari 2023 menghasilkan 27 keranjang serta panen keempat kita peroleh 37 keranjang,"jelas Berlian Berek.

"Total panen saat ini telah mencapai 107 keranjang. Hasil tomat tersebut kita jual dengan harga Rp. 600 ribu/boks," sambungnya.

Baca Juga: Kakanwil Kemenkumham NTT dan Jajaran Jumpa Wagub NTT, Ternyata untuk Laporkan Hal Ini

Sedangkan terkait dengan penjualan, Desy Moruk mengatakan, pihak sekolah bekerja sama dengan Sygenta untuk pemasaran, dengan mendatangkan pembeli dari Kota Kupang.

"Kami punya modal awal Rp. 23 juta untuk menanam tomat dan dihasil panen ke-empat, total pendapatan kami sekitar Rp. 69 juta, dengan keuntungan bersih mencapai Rp. 45 juta. Untuk peluang panen masih bisa dilakukan 6 kali dan usaha ini sangat membantu kami siswa-siswi dalam meringankan beban orang tua," terangnya.

Halaman:

Editor: Yohanis Analdi Sogara

Sumber: facebook.com @Prokopim Kabupaten Belu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X