Mau Jaga Kesehatan Ekosistem Media di Indonesia? Erick Thohir Bilang Begini

- Jumat, 17 Februari 2023 | 09:55 WIB
Erick Thohir saat menghadiri Launching JPP Promedia Teknologi Indonesia di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat (Lintas Pewarta)
Erick Thohir saat menghadiri Launching JPP Promedia Teknologi Indonesia di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat (Lintas Pewarta)

LINTAS PEWARTA - Promedia Teknologi Indonesia resmikan Jaringan Pemred Promedia (JPP).

Launching JPP itu dilaksanakan di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, pada Selasa (14/02/2023).

Menghadiri acara itu, Menteri BUMN Erick Thohir memyampaikan kepada para pelaku media, untuk memperbaiki ekosistem di industri media, sehingga lebih sehat dan sustain.

Baca Juga: Bupati Belu Tegaskan Para ASN untuk Menjaga Netralitas Pemilu 2024, Peran Bawaslu?

Salah satu indikasi kesehatan ekosistem media menurutnya yaitu, besarnya aliran keuntungan yang mengarah ke pelaku industri di dalam negeri.

"Saat ini, keuntungan terbesar di industri media masih disedot oleh para pemilik platform asing," katanya

Ia mengatakan, bahwa membangun ekosistem dalam sebuah industri merupakan satu hal yang sedang gencar dilakukan di Indonesia dalam beberapa tahun belakang ini.

Baca Juga: Justice Collaborator Richard Eliezer di Vonis 1,6 Tahun Penjara? Simak Putusan Hakim!

"Yuk kita dorong ekosistem digital ekonomi dengan payung hukum yang jelas, dan berpihak kepada Indonesia," tegas Menteri BUMN itu.

Dijelaskannya juga, dalam hal memberikan rating kepada pemilik platform digital yang tidak dianggap ekosistem nasionalnya, Indonesia harus berani seperti negara-negara lain di dunia. Hal itu dilakukan oleh Amerika Serikat saat memberikan review Tik Tok.

"Kenapa kita tidak bisa? Mau sampai kapan sebagai bangsa besar market kita digerogoti oleh bangsa asing terus," ujarnya.

Baca Juga: Ferdy Sambo Dipidana Mati? Salah Satu Anggota DPR RI Komisi III Sentil Para Anggota Polri!

Erick Thohir menuturkan, kehadiran platform asing harus diatur agar mau menjadi bagian dari ekosistem digital Indonesia. Hal ini untuk memaksimalkan kesempatan kerja di dalam negeri.

"(Di industri media), yang belum kita sadari, ekosistem iklannya sendiri tidak di sini (Indonesia). Sebanyak 80 persen iklan digital itu ada di Facebook, Google, dan Tik Tok. Kita selalu dilema, dan terjebak dengan ekosistem yang dibuat orang lain. Kita tidak punya ekosistem sendiri," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Yohanis Analdi Sogara

Sumber: Lintas Pewarta/Tim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Soal Pilih Bacawapres, PBNU Tidak Ikut Campur

Kamis, 25 Mei 2023 | 18:04 WIB
X