LINTAS PEWARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, salah satu dampak dari perang Rusia dan Ukraina yaitu adanya kenaikan harga mie instan karena pasokan bahan baku terhambat.
Diperkirakan harga mie instan naik dari biasanya baik di pasar modern, minimarket, pasar tradisional maupun warung-warung yang ada di lingkungan tempat tinggal.
Fenomena kenaikan harga mie instan ternyata sudah terjadi beberapa minggu yang lalu.
Baca Juga: KJRI Amerika Serikat Promosikan Tempe dalam Acara Tempeh Goes to New York
Syahrul Yasin Limpo memprediksi nilai kenaikannya bakal terasa signifikan dari yang terjadi saat ini.
"Ada 180 juta ton gandum tidak bisa keluar dari Ukraina," ucap Menteri Pertanian, Selasa 9 Agustus 2022.
Menurutnya, ketergantungan impor bahan baku mie instan menyebabkan adanya kenaikan harga.
"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," tandas Syahrul Yasin Limpo.
Baca Juga: Beras Memiliki Berbagai Jenis Warna dan Rasa, Simak Berikut Ini!
Berdasarkan pantauan, kenaikan sudah mulai terjadi di warung yang salah satunya dari varian mie ayam bawang dari harga sekira Rp2.700 menjadi Rp2.800 per bungkus.
Sementara di minimarket harga mie goreng yang sebelumnya Rp2.900 naik menjadi Rp3.100 per bungkus.
Sebagaimana diketahui, Rusia dan Ukraina merupakan negara penghasil gandum terbesar di dunia. Kedua negara tersebut menyuplai sekitar 30-40 persen dari kebutuhan gandum dunia.***
Artikel Terkait
Warkop Tradisional Indonesia Hadir di New York, Amerika Serikat
PT Pertamina Menaikkan Harga BBM Nonsubsidi, Simak Jenis dan Harga Terbarunya
Presiden Jokowi Telah Kantongi Sejumlah Nama yang Akan Mengisi Jabatan MenPAN-RB, Siapa Sajakah?