Gencatan Senjata Antar Kubu yang Bertikai, Harapan Baru Warga Sudan

- Selasa, 23 Mei 2023 | 19:15 WIB
Tembakan artileri masih terdengar di beberapa bagian kota Khartoum dan pesawat tempur terbang di atas langit rumah penduduk pada Selasa,"  kata penduduk Khartoum, Sudan. (Foto: Ustad Muhammad Fakrurrazi  Anshar)
Tembakan artileri masih terdengar di beberapa bagian kota Khartoum dan pesawat tempur terbang di atas langit rumah penduduk pada Selasa," kata penduduk Khartoum, Sudan. (Foto: Ustad Muhammad Fakrurrazi Anshar)

LINTAS PEWARTA- Bunyi tembakan artileri masih terdengar di beberapa bagian kota Khartoum dan pesawat tempur terbang di atas langit rumah penduduk pada Selasa,"  kata penduduk Khartoum, Sudan.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa pertempuran sengit akan kembali meletus dan menghancurkan harapan Sudan yang dibangkitkan oleh gencatan senjata yang dipantau secara internasional.

Beberapa penduduk khartoum, Sudan lainnya melaporkan relatif tenang pada Selasa pagi, hari pertama gencatan senjata yang diprakarsai oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Jessica Iskandar Membagikan Momen Bersama Suami, Netizen: Awas Ntar Lakinya Selingkuh

Pada hari Sabtu menyetujui gencatan senjata tujuh hari yang dimulai pada pukul 21:45 (waktu setempat) pada hari Senin, yang bertujuan untuk memungkinkan pengiriman bantuan.

Perang yang terjadi sejak 15 April 2023 lalu telah mendorong hampir 1,1 juta orang meninggalkan rumah mereka, termasuk lebih dari 250.000 orang yang melarikan diri ke negara-negara tetangga akibat perang ini.

Menurut seorang warga Kartoum mengatakan pihaknya berharap gencatan senjata yang diprakarsai Arab Saudi dan Amerika Serikat ini berhasil.

Baca Juga: Kumpulan Ekspresi Kata Warganet yang Dapat Membuat Anda Terhibur

“Satu-satunya harapan kami adalah gencatan senjata berhasil, sehingga kami dapat kembali ke kehidupan normal kami, merasa aman, dan kembali bekerja lagi,” kata Atef Salah El-Din, 42, warga Khartoum.

Meskipun pertempuran berlanjut melalui gencatan senjata sebelumnya, ini adalah yang pertama disetujui secara resmi setelah negosiasi.

Kesepakatan gencatan senjata untuk pertama kalinya mencakup mekanisme pemantauan yang melibatkan tentara dan RSF serta perwakilan dari Arab Saudi dan Amerika Serikat, yang menjadi perantara kesepakatan setelah pembicaraan di Jeddah.

Baca Juga: Bilqis Tampil Beda, Ayu Ting Ting: Bunda yang Deg Degan

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan jika gencatan senjata kali ini dilangggar akan diberikan sanksi.

"Jika gencatan senjata dilanggar, kami akan tahu, dan kami akan meminta pertanggungjawaban pelanggar melalui sanksi kami dan alat lain yang kami miliki," kata Antony Blinken dalam pesan video.

Halaman:

Editor: Josep Ebi De C Arujo

Sumber: Reuters

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Soal Pilih Bacawapres, PBNU Tidak Ikut Campur

Kamis, 25 Mei 2023 | 18:04 WIB
X