LINTAS PEWARTA- Pagi itu,tepatnya Pkl.09.00 Wita pada Jumat 11 November 2022, hampir seluruh warga Gendang Mawe desa Golo Lajang Barat,kecamatan Pacar,kabupaten Manggarai Barat,provinsi NTT bergegas menuju beberapa tempat vital bersejarah bagi masyarakat adat Gendang Mawe untuk melakukan ritual adat 'Barong' dlam rangka upacara adat 'Penti Weki Peso Beo dan Syukuran Panen'
Tampak warga berkemeja putih dengan bawahan sarung songke khas Manggarai berjalan beriringan dengan ditaburi bunyi Gong dan Gendang mulai dari rumah adat Mawe hingg di Compang yang terletak di kaki Golo Mawe sebagai tempat Barong pertama
Di antara ratusan warga Gendang Mawe yang berjalan kaki itu tampak Pastor Kapelan Paroki Pacar,Pater Herman Saup Yustin,SVD atau yang akrab disapa Pater Andi didampingi ketua Dewan Wilayah Stasi Watu Wangka yang juga merupakan putra Mawe,Elias Lepen sekaligus koordinator seksi Kerohanian dalam struktur kepanitiaan Penti Weki Peso Beo dan Syukuran Panen warga Gendang Mawe tahun 2022
Menempuh jarak kurang lebih 2 kilo meter dari rumah adat Mawe menuju Compang Golo Mawe, Pater Andi tampak semangat melangkahkan kakinya bersama warga setempat meskipun harus melewati jalan tanah dengan struktur permukaan tanah yang labil atau naik turun
Tidak sedikitpun terlihat ada rasa canggung dan kaku dari setiap langkah kakinya, bahkan saat melewati sungai Wae Mahak dan sungai Wae Raeng yang hanya menggunakan bambu sebagai jembatan untuk bisa menyeberanginyapun dengan mudah dilewatinya
Sesampainya di Compang Golo Mawe Pater Andi dengan begitu setia menunggu hingga prosesi ritual Barong selesai dilakukan
Baca Juga: Lirik Lagu Ayang - Nabila Maharani Beserta Fakta di Baliknya
Setelah menunggu beberapa lama,ritual Barongpun selesai dan giliran Pater Andi akhirnya tiba untuk melakukan prosesi pemberkatan compang atau mesbah sebagai tempat peletakan bahan persembahan yang ditengahnya dipasangi Salib yang terbuat dari kayu balok berukuran sedang
Dari Compang Golo Mawe, Pater Andi bersama warga Gendang Mawe langsung menuju pusat persawahan Sereng atau yang dalam bahasa setempat menyebutnya Lodok Lingko Sereng (sistem pembagian sawah berbentuk sarang laba laba)
Untuk bisa sampai ke persawahan Lingko Sereng harus melewati sebuah sungai yang cukup lebar yaitu sungai Wae Raeng.saat itu kondisi air di sungai Wae Raeng setinggi paha orang dewasa
Baca Juga: Ginjal Anda Bisa Rusak Jika Terus Menerus Melakukan Hal Ini!
Meski mudah dilewati namun kondisi itu tergolong dalam dan sulit sebab kebanyakan warga menggunakan sarung dan celana panjang
Warga sempat meragukan Pater Andi bisa melewati sungai tersebut bahkan mereka berencana akan menggotongnya melewati sungai itu tetapi ternyata keberanian dan kelincahan Pater Andi melewati sungai itu tidak berbeda dengan warga Gendang Mawe yang hari hari melewatinya
Sama seperti di Compang Golo Mawe,di Compang Lodok Lingko Sereng prosesi Pemberkatan compang juga dilakukan setelah ritual adat Barong selesai
Artikel Terkait
Bagaimana Kalau Dia Mencintai Orang Lain? Coba Dengarkan Lagu Ini, Cocok Buat yang Lagi Galau!