LINTAS PEWARTA - Setiap daerah
tentu memiliki keragaman budayanya masing-masing salah satu tarian.
Salah satunya tarian yang berasal dari Kabupaten Belu adalah tarian Likurai. Tarian Likurai sering di bawakan oleh kaum hawa baik kecil hingga orang dewasa.
Likurai adalah sebuah tarian
tradisional yang tumbuh dan
berkembang di Kabupaten Belu dan Malaka pada upacara adat maupun penyambutan tamu juga sering di pentaskan sebagai seni pertunjukan.
Baca Juga: Menjelang Libur Lebaran, Menko PMK tinjau Kesiapan Pelabuhan Merak dan Ciwandan
Tarian Likurai juga pernah menjadi suguhan pembuka pada rangkaian aara 17 Agustus 2019 di Istana Negara, Jakarta.
Selain itu, tari Likurai juga telah tercatat namanya di Rekor Indonesia (MURI) saat tarian Likurai di bawakan oleh 6.000 penari dari tiga kabupaten di perbatasan Nusa Tenggara Timur dan dari Timor Leste di tempat Wisata Fulan Fehan, Kab Belu Tahun 2017 lalu.
Tarian Likurai, dulu mengandung esensi, berupa ungkapan rasa syukur masyarakat Desa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menghadiahkan kemenangan dan menjaga para pejuang sehingga dapat selamat saat berperang.
Baca Juga: Seluruh Panwaslu Kecamatan se-SBD dapat Surat Imbauan dari Bawaslu, Seperti Ini Isinya!
Belakang tarian likurai sering di bawakan untuk penyambutan tamu Negara atau Turis yang datang ke Belu, Malaka.
Keberadaan Likurai bagi masyarakat Belu, Malaka merupakan sebuah tradisi turun temurun dan menjadi bagian dalam kehidupan orang Belu, Malaka dimanapun mereka berada.
Selain dilaksanakan di kampung halamannya likurai juga dilaksanakan
di daerah-daerah perantauan orang Belu, Malaka.
Baca Juga: KPK Panggil Istri dan Anak Lukas Enember, terkait Kasus Korupsi dan Gratifikasinya
Likurai ditarikan oleh kelompok perempuan dan dilengkapi dengan dua orang penari laki-laki (peronggong) yang membawa pedang sebagai lambang kepahlawanan orang Belu, Malaka.
Tarian likurai merupakan sebuah tarian yang unik karena seseorang dapat menari dan memainkan alat musiknya sendiri sambil meliuk-liukkan badan dan menghentakkan kakinya ke tanah, jari jemarinya memainkan alat musik yang disebut genderang.***
Artikel Terkait
Catatan Minggu Palma, 02 April 2023
Demokrasi dan Tanggung Jawab Berpikir
SHE: Nyaris Runtuhnya Dukunganku!
Partai Demokrat KLB Ajukan PK, AHY Pembegal Partai Dilarang Panik!
Anas Urbaningrum dan Moeldoko Gabung, AHY Mulai Linglung