Renungan Katolik, Rabu 05 April 2023, Mat 26:17-25

LINTAS PEWARTA - Yudas penuh perhitungan dan tertutup pada siapa Yesus itu: Sang Anak Allah.

Maka, dia bersekongkol dengan otoritas Yahudi untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Ini adalah pengkhianatannya.

Keberaniaannya adalah hendak memanipulasi Yesus. Namun dia gagal total.

Baca Juga: Anas Urbaningrum dan Moeldoko Gabung, AHY Mulai Linglung

Saat kita berdoa, adakah saat-saat ketika kita mencoba menggunakan dan memanipulasi Tuhan untuk memuaskan keinginan dan tujuan kita sendiri?

Kita kerap atau sering sekali kurang percaya pada jalan-Nya atau bahkan tergoda untuk memaksakan agenda kita pada Tuhan.

Yudas tidak dan tidak dapat menerima Yesus apa adanya. Dia mencoba untuk mengubah Yesus. Bukan Tuhan yang harus berubah tetapi kita harus membiarkan Dia mengubah kita.

Baca Juga: Pendaftaran Mudik Gratis 2023 Resmi Ditutup, Begini Alasan Kepala Dishub DKI Jakarta

Tuhan akan memberikan Roh Kudus dan kasih karunia-Nya untuk membantu kita hidup sebagai putra dan putri-Nya yang setia jika kita hanya mengizinkan Dia menjadi Tuhan bagi kita.

Kita mesti rela membiarkan diri kita masuk dalam persekutuan dengan-Nya dalam ekarisiti.

Setiap kali kita merayakan Ekaristi, Tuhan masuk ke dalam persekutuan dengan kita dan kita masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan.

Baca Juga: Sang Ayah Ditetapkan jadi Tersangka oleh KPK, Mario Dandy Satriyo Memilih Tutup Mulut

Kita diutus dari Ekaristi untuk menghidupi persekutuan itu, untuk hidup dengan cara yang mencerminkan persekutuan kita dengan Tuhan. Seperti para murid pertama, kita bisa gagal untuk hidup dari persekutuan itu, dengan berbagai cara. 

Pekan Suci meyakinkan kita bahwa Tuhan tetap bersekutu dengan kita bahkan ketika kita tidak lagi bersekutu dengan-Nya.