Awas, Kebiasaan Tidur Terlalu Lama dapat Meningkatkan Risiko Stroke

LINTAS PEWARTA - Tidur adalah cara kita untuk mengistirahatkan tubuh usai beraktivitas seharian.

Kurang tidur pasti mempengaruhi kesehatan. Namun, penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology menunjukkan bahwa terlalu banyak tidur atau tidur terlalu lama dapat membahayakan kesehatan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan tidur setidaknya tujuh jam sehari.

Baca Juga: Buka dengan Resmi Turnamen Bola Voli Baledan Cup II, I Nyoman Suwirta: Bibit Muda yang Unggul

Para peneliti telah menemukan bahwa orang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malam lebih mungkin terkena stroke.

Berkat hasil penelitian Dr. Christine McCarthy dkk, Penyedia layanan kesehatan juga dapat melakukan percakapan dini dengan orang-orang yang mengalami masalah tidur.

Sebelumnya dalam penelitian ini, semua data dilaporkan sendiri oleh peserta dan mereka tidak diharuskan menggunakan perangkat di malam hari untuk merekam tidur atau dengkuran.

Baca Juga: Hasil Survey Nasional, Partai Besutan Mbak Mega, Unggul di Sebagian Propinsi di Indonesia

Hasilnya, pada kelompok stroke, sebanyak 151 orang tidur lebih dari 9 jam, sedangkan pada kelompok non-stroke, hanya 84 orang yang tidur selama itu.

Studi ini juga menemukan bahwa 162 orang pada kelompok stroke tidur kurang dari lima jam, dibandingkan dengan hanya 43 orang pada kelompok non-stroke.

Selain itu, seseorang yang mendengkur saat tidur 91% lebih mungkin terkena stroke (tiga kali lipat risiko stroke dibandingkan dengan yang tidak mendengkur).

Baca Juga: Laksanakan Apel Pengecekan Personil Kembali Cuti Lebaran, Pjs. Pasi Ops: Gelombang Dua, Hindari Pelanggaran!

Namun hingga saat ini, alasan mengapa terlalu banyak tidur dapat meningkatkan risiko stroke tidak diketahui.

Oleh sebab itu, peneliti juga mengatakan hal itu bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain juga seperti anemia, depresi, atau gaya hidup yang tidak sehat.***