Kasus Wewewa Selatan! Nyawa Adiknya Hampir Melayang, Sang Kakak: Polisi Tolong Amankan Pelaku!

- Selasa, 21 Februari 2023 | 10:58 WIB
Keluarga korban (Stefanus Bili) kasus dugaan pengeroyokan dan penganiayaan, Yulius Tamo Ama (Lintas Pewarta)
Keluarga korban (Stefanus Bili) kasus dugaan pengeroyokan dan penganiayaan, Yulius Tamo Ama (Lintas Pewarta)

LINTAS PEWARTA - Seorang pemuda Kampung Paroro Kapabala Stefanus Bili (28) jadi korban pengeroyokan dan pengaiayaan.

Terjadinya peristiwa itu tepatnya di Desa Buru Kaghu, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis (26/01/2023) lalu.

Awalnya, Stefanus Bili hanya melintas di jalan penghubung Waimangura menuju Rara.

Baca Juga: Danau Terunik di Indonesia ini Ada di Sumba, Kok Airnya Asin? Ternyata...

Menurut keluarga korban, Yulius Tamo Ama (42), pengeroyokan dan penganiayaan ini bermula ketika Stefanus Bili baru pulang dari Waimangura.

Ia menyampaikan, bahwa korban diduga dikeroyok atau dianiaya oleh oknum warga dari Kampung Koro Kangali.

"Awalnya itu, ada masalah (perang) antara warga Kampung Puu Lamme dan warga Kampung Koro Kangali. Saat itu, adik saya Stefanus Bili masih di Waimangura membeli bensin (BBM)," ungkapnya.

Baca Juga: Wow! Dana Sebesar 250 Juta Rupiah Diserahkan ke Pemda Lembata, Ternyata untuk Ini

"Setelah itu, dia (Stefanus Bili) pulang ke rumah, tapi sampai di Kampung Wondo Katangu (TKP) adik saya langsung di serang oleh pelaku yang diduga berasal dari Kampung Koro Kangali," sambung Kakak Korban itu.

Dirinya mengatakan, akibat dari kejadian tersebut, adiknya Stefanus Bili mengalami luka berat dan trauma.

"Karena ini kejadian, saya punya adik mengalami luka berat bekas parang dan dia trauma betul. Untung saja dia punya nyawa masih tertolong dan selamat," jelasnya.

Baca Juga: Karena Ini, Masyarakat Lembata Tidak Kesulitan Lagi Membuat Paspor atau Perpanjangan Visa

Lebih lanjut Yulius Tamo Ama pun menceritakan keseharian sang korban bahwa korban tidak memiliki masalah dengan terduga pelaku.

Bahkan, jelasnya lagi, kalau korban sehari-hari hanya bekerja sebagai petani dan korban merupakan anak piatu dimana sang ayah sudah tiada di dunia dan ibunda mengalami gangguan atau sakit.

Halaman:

Editor: Yohanis Analdi Sogara

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X